Jumat, 09 Maret 2012
Perubahan
Senin, 19 Desember 2011
EMOSI
Sudah lama diketahui bahwa emosi merupakan salah satu aspek berpengaruh besar terhadap sikap manusia. Bersama dengan dua aspek lainnya, yakni kognitif (daya pikir) dan konatif (psikomotorik), emosi atau yang sering disebut aspek afektif, merupakan penentu sikap, salah satu predisposisi perilaku manusia. Namun tidak banyak yang mempermasalahkan aspek emosi hingga muncul Daniel Goleman (1997) yang mengangkatnya menjadi topik utama di bukunya. Kecerdasan emosi memang bukanlah konsep baru dalam dunia psikologi. Lama sebelum Goleman (1997) di tahun 1920, E.L. Thorndike sudah mengungkap social intelligence, yaitu kemampuan mengelola hubungan antar pribadi baik pada pria maupun wanita. Thorndike percaya bahwa kecerdasan sosial merupakan syarat penting bagi keberhasilan seseorang di berbagai aspek kehidupannya.
Salah satu pengendali kematangan emosi adalah pengetahuan yang mendalam mengenai emosi itu sendiri. Banyak orang tidak tahu menahu mengenai emosi atau besikap negatif terhadap emosi karena kurangnya pengetahuan akan aspek ini. Seorang anak yang terbiasa dididik orang tuanya untuk tidak boleh menangis, tidak boleh terlalu memakai perasaan akhirnya akan membangun kerangka berpikir bahwa perasaan, memang sesuatu yang negatif dan oleh karena itu harus dihindari. Akibatnya anak akan menjadi sangat rasional, sulit untuk memahami perasaan yang dialami orang lain serta menuntut orang lain agar tidak menggunakan emosi. Salah satu definisi akurat tentang emosi diungkap Prezz (1999) seorang EQ organizational consultant dan pengajar senior di
Emosilah yang seringkali menghambat orang tidak melakukan perubahan.
Emosi pada prinsipnya menggambarkan perasaan manusia menghadapi berbagai situasi yang berbeda. Oleh karena emosi merupakan reaksi manusiawi terhadap berbagai situasi nyata maka sebenarnya tidak ada emosi baik atau emosi buruk. Berbagai buku psikologi yang membahas masalah emosi seperti yang dibahas Atkinson (1983) membedakan emosi hanya 2 jenis yakni emosi menyenangkan dan emosi tidak menyenangkan. Dengan demikian emosi di kantor dapat dikatakan baik atau buruk hanya tergantung pada akibat yang ditimbulkan baik terhadap individu maupun orang lain yang berhubungan (Martin, 2003).
Tantangan menonjol bagi pekerja saat ini terutama adalah bertambahnya jam kerja serta keharusan untuk mengelola hal-hal berpotensi stress dan berfungsi efektif di tengah kompleksitas bisnis. Selain itu pekerja dituntut mampu menempatkan kedupan kerja dan keluarga selalu dalam posisi seimbang. Bahkan hanya soal kemampuan logika, saat ini tantangan pekerjaan juga terletak pada kemampuan berelasi dan berempati. Dalam berkata, bertindak dan mengambil keputusan, seseorang membutuhkan kecerdasan emosi yang tinggi, sehingga mampu melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain.
Emosi menjadi penting karena ekspresi emosi yang tepat terbukti bisa melenyapkan stress pekerjaan. Semakin tepat mengkomunikasikan perasaan, semakin nyaman perasaan tersebut. Ketrampilan manajemen emosi memungkinkan individu menjadi akrab dan mampu bersahabat, berkomunikasi dengan tulus dan terbuka dengan orang lain. Berbagai riset tentang emosi umumnya berkesimpulan sederhana bahwa ‘adalah penting untuk membawa emosi yang menyenangkan ke tempat kerja’. Emosi yang tadinya sering ditinggal di rumah saat berangkat kerja saat ini justru semakin perlu dilibatkan di setiap setting bisnis. Naisbitt (1997) pun dalam bukunya “High Tech, High Touch : Technology and Our Search for Meaning” mendukung pendapat ini. Dikatakannya pada situasi teknologi mewabah, justru haus akan sentuhan kemanusiaan. Perkembangan tehnologi yang luar biasa yang kini terjadi dirasakan tidak diiringi dengan perubahan sosial yang memadai. Naisbitt (1997) menyebut era saat ini sebagai ‘zona keracunan tehnologi’. Di satu sisi sangat memuja tehnologi, di sisi lain melihat ada bagian yang hilang dari tehnologi, yaitu sentuhan kemanusiaan yang kita idamkan (Martin, 2003).
Dari uraian tersebut diatas emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi.
rujukan buku :
Goleman, Daniel. 1997. Emotional Intelligence.
Martin, Anthony Dio, 2003. Emotional Quality Manajement Refleksi, Revisi Dan Revitalisasi Hidup Melalui Kekuatan Emosi.
Selasa, 13 September 2011
SIKAP
Selasa, 08 Maret 2011
KARISMA DAPAT DIPELAJARI
Dulu kita berfikir orang karismatik dilahirkan. Akan tetapi, bukti terakhir menyatakan sebaliknya. Individu-individu dapat dilatih untuk menunjukan perilaku karismatik dan karena itu dapat menikmati keuntungan yang menyertai label “ individu yang karismatik”.
Telah ditunjukan bahwa seseorang dapat belajar menjadi karismatik dengan mengikuti proses tiga-langkah. Pertama, anda perlu mengembangkan aura karisma dengan memelihara pandangan yang optimistic, menggunakan semangat dan gairah sebagai katalis untuk membangkitkan antusiasme, danmengomunikasikan dengan keseluruhan tubuh, bukan hanya dengan kata-kata. Kedua, anda harus menarik yang lain dengan menciptakan suatu ikatan yang mengilhami orang lain untuk mengikuti. Dan ketiga, anda perlu mengeluarkan potensi yang dimiliki pengikut dengan membuka jalan masuk kedalam emosi mereka.
LUPAKAN SIFAT-SIFAT PERHITUNGKAN PERILAKU
Sebagian besar dari kita memiliki keyakinan kuat terhadap kekuatan sifat-safat untuk memperkirakan perilaku. Kita mengetahui bahwa orang berprilaku berbeda didalam situasi yang berbeda, tetapi kita cenderung mengelompokan orang berdasarkan sifat-sifat mereka, memaksakan penilaian berkenaan dengan sifat-sifat tersebut (percaya diri adalah “baik”; bersikap patuh adalah “buruk”), dan mengevaluasi orang berdasarkan klasifikasi ini.
Meskipun sifat kepribadian secara umum stabil sepanjang waktu, serangkaian bukti memperlihatkan bahwa sifat seseorang individu diubah oleh organisasi yang individu tersebut berperan serta didalamnya. Terlebih lagi, secara tipikal orang mengikuti berbagai organisasi (misalnya, komunitas, keagamaan, social, atletik, dan politik) yang seringkali melibatkan berbagai jenis orang yang sangat berlainan, dan mereka beradaptasi terhadap situasi-situasi yang berbeda tersebut. Faktanaya ialah bahwa orang bukanlah tawanan dari bingkai kepribadian yang kaku dan stabil. Mereka bisa, dan memang bisa, menyesuaikan perilaku mereka untuk mencerminkan kebutuhan terhadap situasi.
Sabtu, 05 Maret 2011
JADILAH SEORANG ENTREPRENEUR
Entrepreneurship adalah prilaku dinamis, berani mengambil resiko, reaktif dan berkembang. Pelaku Entrepreneurship dasebut Entrepreneur. Ia adalah seorang selalu mengejar kesempatan dalam masalah atau ancaman.
Ciri-ciri seorang Entrepreneur adalah sebagai berikut:
1. Mengendalikan secara Internal;
2. Sangat kuat;
3. Sangat ingin berprestasi;
4. Toleran;
5. Percaya diri;
6. Berorientasi kerja.
Pandangan umum tentang seorang Entrepreneur adalah seorang penemu bisnis yang sama sekali baru dan mampu mengembangkan perusahaan yang mencapai sukses secara luas (internasional maupun nasional). Microsoft, Walt-Mart, dan Aqua Golden Misssissipi adalah contoh dari pandangan diatas. Entrepreneur tidak terbatas hanya pada perusahan besar tetapi juga pada perusahaan-perusahaan kecil. Seorang yang berani mengambil resiko membeli frenchise Mc Donald (lokal), membuka toko kelontong atau bisnis yang dijalankan oleh dirinya sendiri juga merupakan seorang entrepreneur.
TEORI MOTIVASI HERZBERG
(Herzberg’s Two Factors Motivation Theory)
Federick Herzberg (1950), seorang Profesor Ilmu Jiwa pada Universitas di Cleveland, Ohio, mengemikakan Teori Motivasi Dua Faktor atau Herzberg’s Two Factors Motivation Theory atau sering juga disebut Teori Motivasi Kesehatan (Faktor Higienis). Herzberg mengumpulkan data mengenai sikap kerja karyawan di ratusan perusahaan. Dari riset itu, ia menarik kesimpulan bahwa individu mempunyai dua kategori kebutuhan yang mempengaruhi kepuasan atau ketidakpuasan dalam pekerjaan. Faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan kerja berbeda dan terpisah dari faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja.
Pertama kebutuhan akan kesehatan atau kebutuhan akan pemeliharaan atau maintenance factor. Maintenance factor (faktor pemeliharaan) berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman dan kesehatan badaniah. Kebutuhan kesehatan merupakan kebutuhan yang berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi. Misalnya orang lapar akan makan, kemudian lapar lagi, lalu makan, dan seterusnya. Faktor-faktor pemeliharaan meliputi balas jasa, kondisi kerja fisik, kepastian pekerjaan, suvervisi yang menyenangkan, mobil dinas, rumah dinas, dan macam-macam tunjangan lain. Hilangnya faktor pemeliharaan dapat menyebabkan timbulnya ketidak puasan (dissatisfiers) dan tingkat absensi serta turnover karyawan akan meningkat. Faktor-faktor pemeliharaan perlu mendapat perhatian yang wajar dari pimpinan agar kepuasan dan kegairahan bekerja bawahan dapat ditingkatkan.
Kedua faktor pemeliharaan yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang. Kebutuhan ini meliputi serangkaian kondisi intrinsik, kepuasan kerja (job content) yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan pretasi pekerjaan yang baik. Jika ingin memotivasi orang pada pekerjaannya, Herzberg menyarankan untuk menekankan pada pada hal-hal yang berhubungan langsung dengan kerja itu sendiri atau hasil langsung yang diakibatkannya, misalnya: peluang promosi, pertumbuhan personal, pengakuan , tanggung jawab, dan prestasi. Pemuasan ketegori pertama hanya berguna untuk mencegah ketidakpuasan kerja dan tidak dapat dipakai untuk menciptakan kepuasan kerja. Bagi Herzberg, ketiadaan ketidakpuasan kerja belumtentu berarti ada kepuasan kerja.
Menurut Herzberg cara terbaik untuk memotivasi karyawan adalah dengan memasukan unsur tantangan dan kessempatan guna mencapai keberhasilan dalam perkerjaan mereka. Penerapannya dengan pengayaan pekerjaan (job enrichement) yaitu suatu teknik untuk memotivasi karyawan yang melibatkan upaya pembentukan kelompok-kelompok kerja natural, pengkombinasian tugas-tugas, pembinaan hubungan dengan klien, pembebanan vertikal dan pembukaan saluran balikan. Teknik ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tingkat tinggi karyawan. Pengayaan pekerjaan ini merupakan upaya menciptakan motivator seperti kesempatan untuk berhasil dalam pekerjaan dengan membuat pekerjaan lebih menarik dan lebih menantang. Hal ini sering dapat dilakukan dengan memberikan otonomi yang lebih besar kepada karyawan dan memberikan kesempatan lebih banyak kepada karyawan untuk terlibat dalam perencanaan dan pengawasan yang biasanya dilakukan oleh supervisor.
Menurut hasil penelitian Herzberg ada tiga hal penting yang harus diperhatiakn dalam memotivasi bawahan, antara lain sebagai berikut.
1. Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup perasaan berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan, dapat menikmati pekerjaan itu sendiri dan adanya pengakuan atas semuanya.
2. Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama faktor yang bersifat embel-embel saja pada pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan, istiraha, sebutan jabatan, hak, gaji, tunjangan, dan lain-lain.
3. Karyawan akan kecewa apabila peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mencari-cari kesalahan.
Dari teori ini timbul paham bahwa dalam perencanaan pekerjaan harus diusahakan sedemikian rupa, agar faktor pemeliharaan dan faktor motivasi dipenuhi. Banyak kenyataan yang dapat dilihat dalam suatu perusahaan, kebutuhan kesehatan mendapat perhatian yang lebih banyak dari pada pemenuhan kebutuhan individu secara keseluruhan.
Hal ini dapat dipahami, karena kebutuhan ini mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kelangsungan hidup individu. Kebutuhan peningkatan prestasi dan pengakuan adakalanya dapat dipenuhi dengan memberikan tugas yang menarik untuk dikerjakan bawahan. Ini adalah suatu tantangan bagaimana suatu pekerjaan direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat menstimulasi dan menantang pekerja serta memberikan kesempatan baginya untuk maju.
KAMUS EKONOMI
ANALISIS OPTIMASI
Analisis optimasi dapat mudah dijelaskan dengan mempelajari proses perusahaan dalam menentukan tingkat output. yang mana memaksimalkan laba total, dengan mempergunakan kurva penerimaan total dan biaya total dari bab yang menentukan tahap analisis marjinal berikutnya yang merupakan perhatian utama kita. Optimasi Dengan Analisis Marijinal
Sementara perusahaan memaksimalkan laba yang ditentukan dengan kurva penerimaan total dan biayatotal. Analisis Marjinal merupakan salah satu konsep terpenting pada ekonomi manajerialsecara umum dan dalam analisa optimasi khususnya. Menurut analisis marjinal, perusahaan memaksimumkan keuntungan bila penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal.
KALKULUS DIFERENSIAL
Analisis optimisasi dapat dilakukan lebih efisien dan tepat, dengan kalkulus diferensiasi yang didasarkan pada konsep turunan.
1. Konsep Turunan Sangat berhubungan erat dengan konsep marjinal. Sebagai contoh, bila keluaran naik dari 2 menjadi 3 unit, penerimaan total meningkat dari $ 160 menjadi $ 210.
Rumus MR = TR
Nilai ini merupakan kemiringan dari busur BC pada kurva penerimaan total. Namun demikian, bila jumlahnyasangat kecil (bila ΔQ diasumsikan memiliki nilai yang lebih kecil dan bahkan mendekati nol)
2. Aturan aturan Diferensiasi Diferensiasi adalah proses menentukan turunan suatu fungsi, yang menentukan perubahan y untuk perubahan X, pada saat perubahan X mendekati nol.
Aturan untuk fungsi konstan (Constant Function Rule). Turunan dari fungsi konstan Y = F(X) = a, adalah nol untuk semua nilai a (konstantanya). Jadi untuk fungsi, sebagai contoh:
Y = F(X) = a
LABA BISNIS
laba bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan kelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi barang dan jasa dengan tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat.atau penerimaan di kurangi bianya.
LABA EKONOMIS
Penerimaan di kurangi bianya eksplnsit dan implesit
TEORI PERUSAHAAN
Adalah sebuah organisasi yang mengkombanisasi dan mengorganisasikan sumberdanya dengan memproduksi barang dan jasa untuk di jual. Dalam teori ekonomi, pemisalan terpenting dalam menganalisis kegiatan perusahaan adalah “mereka akan melakukan kegiatan memproduksi sampai konsumen puas terhadap barang yang kita tawarkan.
PENGERTIAN NILAI
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia. Adanya dua macam nilai tersebut sejalan dengan penegasan pancasila sebagai ideologi terbuka. Perumusan pancasila sebagai dalam pembukaan UUD 1945. Alinea 4 dinyatakan sebagai nilai dasar dan penjabarannya sebagai nilai instrumental. Nilai dasar tidak berubah dan tidak boleh diubah lagi. Betapapun pentingnya nilai dasar yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 itu, sifatnya belum operasional.
PENGERTIAN NILAI PERUSAHAAN
Merupakan persepsi investor terhadap perusahaan,yang sering di kaitkan dengan harga saham,harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan pun tinggi.
PENGERTIAN LABA
Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (perioda) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto, 2003:
TEORI LABA FRIKSIONAL
Adalah sebuah teori gesekan laba yang bermasalah karena adanya gangguan pada ke seimbangan jangka panjang, Keseimbangan jangka panjang jarang terjadi di pasar. Pasar sering mengalami ketidakseimbangan karena perubahan permintaan produk.
TEORI LABA MONOPOLIS
Laba karena monopoli yang membatasi output dan menganakan harga yang tingg terhadap Perusahaan dengan kekuatan monopoli dapat membatasi output dan mengenakan harga tinggi,harapannya bisa menghasilkan laba