Minggu, 29 Desember 2013

Percantik Tampilan Dekstop dengan RocketDock

Percantik Tampilan Dekstop dengan RocketDock

Limit Komputer | RocketDock & SliderDock - Mengatur Shortcut Desktop Tampil Berbeda - Anda keliru dengan tampilan Shortcut desktop ? atau, anda bosan dengan tampilan shortcut desktop yang anda miliki ? atau, ingin tampil berbeda dari sebelumnya ? maka kedua aplikasi inilah solusinya, yang membuat shortcut-shortcut desktop anda menjadi lebih indah serta tampil lain dari pada yang lain.

Kedua aplikasi ini bernama RocketDock & SliderDock yang mempunyai fungsi yang sama (memperindah tampilan shortcut), namun memiliki konsep yang berbeda. kalau Rocketdockmenampilkan icon-icon aplikasi favorit dipinggir layar(Top,Bottom,Right,Left) dan mempermudah kalian untuk menggonta-ganti tampilan sesuai selera dengan Skin RocketDock. sedangkan, SliderDock menampilkan icon-icon aplikasi favorit dengan cara melayang yang membentuk sebuah lingkaran yang indah.

silahkan download: 

Jumat, 27 Desember 2013

RocketDock 2013

Percantik Tampilan Dekstop dengan RocketDock

Limit Komputer | RocketDock & SliderDock - Mengatur Shortcut Desktop Tampil Berbeda - Anda keliru dengan tampilan Shortcut desktop ? atau, anda bosan dengan tampilan shortcut desktop yang anda miliki ? atau, ingin tampil berbeda dari sebelumnya ? maka kedua aplikasi inilah solusinya, yang membuat shortcut-shortcut desktop anda menjadi lebih indah serta tampil lain dari pada yang lain.

Kedua aplikasi ini bernama RocketDock & SliderDock yang mempunyai fungsi yang sama (memperindah tampilan shortcut), namun memiliki konsep yang berbeda. kalau Rocketdockmenampilkan icon-icon aplikasi favorit dipinggir layar(Top,Bottom,Right,Left) dan mempermudah kalian untuk menggonta-ganti tampilan sesuai selera dengan Skin RocketDock. sedangkan, SliderDock menampilkan icon-icon aplikasi favorit dengan cara melayang yang membentuk sebuah lingkaran yang indah.

silahkan download: 

Sabtu, 21 April 2012

Pemenang Atau Pecundang

Kata itu akan selalu teringat sampai kapanpun, dan akan terus menjadi motivasi untuk saya. huh



Setiap orang dilahirkan sebagai sesuatu yang baru, sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Dia dilahirkan dengan apa yang dia butuhkan untuk menang dalam hidup. Setiap orang mampu melihat, mendengar, menyentuh, merasakan, dan berpikir untuk dirinya sendiri. Setiap orang mempunyai potensi yang unik (kemampuan dan keterbatasannya). Setiap orang mampu menjadi berbeda, berpikir, waspada, dan menjadi orang yang kreatif dalam berproduksi dijalannya. 



Kata "pemenang" dan "pecundang" mempunyai banyak arti. Ketika kita merujuk kepada seseorang sebagai pemenang, kita tidak bisa mengartikan dia sebagai orang yang mengalahkan orang lain, dan memenangkan dirinya sendiri. Bagi kita, seorang pemenang adalah orang yang merespon secara otentik dengan menjadi seseorang yang mampu, bisa dipercaya, bertanggungjawab, dan asli, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Seorang pecundang adalah seseorang yang gagal merespon secara otentik.




Seorang pemenang mempunyai potensi yang berbeda. Baginya sebuah pencapaian bukanlah sesuatu yang paling penting, yang paling penting adalah keaslian. Seorang pemenang mampu mengetahui dirinya sendiri, menjadi dirinya sendiri, menjadi orang yang mampu dan bertanggungjawab. Dia mengaktualisasikan keunikan yang ada pada dirinya dan menghargai keunikan yang ada pada orang lain.




Seorang pemenang tidak takut untuk melakukan apa yang ada di pikirannya dan menggunakan pengetahuannya. Dia dapat membedakan antara fakta dengan opini.




Satu lagi, seorang pemenang peduli tentang dunia dan penghuninya. Dia tidak mengisolasikan dirinya sendiri dari masalah umum masyarakat. Dia melakukan apa yang dia bisa untuk membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik.


Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/counseling/2108974-arti-kata-pemenang-dan-pecundang/#ixzz1sej5JMu4

Jumat, 09 Maret 2012

Perubahan

Apa sebenarnya yang di maksud dengan Perubahan?

Pada dasarnya perubahan adalah suatu transformasi dari keadaan sekarang menuju keadaan yang di harapkan dimasa yang akan datang dan yang lebih baik. perubahan juga dapat diartikan sebagai peralihan keadaan sebelumnya (the before condition) menjadi keadaan setelahnya (the after condition).
Ada dua sifat utama dalam sebuah perubahan yaitu; Perubahan terencana (Planned Change), dan Perubahan Tidak Terencana (Unplanned Change). Perubahan Terencana merupakan suatu aktifitas yang dia arahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. biasanya Perubahan Terencana ini terjadi tanpa adanya tekanan dari luar maupun dari dalam, perubahan yang terjadi memang benar-benar suatu perubahan yang terjadi karna sudah direncanakan sebelumnya guna mengimbangi suatu keadaan sekeliling. Sedangkan Perubahan Tidak Terencana merupakan suatu pergeseran aktifitas karena adanya Tekanan dari luar dan tanpa kontrol. Jadi, Perubahan Tidak Terencana adalah suatu perubahan yang di dahului oleh sebuah tekanan, tanpa adanya tekakanan mungkin tidak akan terjadi suatu Perubahan.
Ada satu Model perubahan yang sangat populer yang menerangkan tentang siklus perubahan yang terjadi baik dalam diri individu atau kelompok. Model perubahan ini populer dengaan nama Model Perubahan Kurt Lewin's, dalam model ini diterangkan bahwa individu akan mengalami tiga tahap dalam suatu perubahan, Pertama, Unfreezing; merupakan tahap dimana individu dimotivasi untuk melakukan perubahan dan menciptakan kesiapan individu tersebut dalam suatu perubahan. Dalam tahap ini pula individu di tuntut memiliki keyakinan bahwa apa yang akan dilakukan dalam perubahan yang akan dilaluinya adalah suatu yang akan menghasilkan nilai positif karna tidak semua perubahan akan berhasil sampai akhir, ada pula perubahan yang gagal bahkan perubahan yang diharapkan menghasilkan nilai positif malah cenderung menuju arah negatif atau lebih buruk dari keadaan sebelum dia melakukan perubahan. tahap yang pertama ini pula bisa disebut sebagai tahap penghancuran paradigma lama. Kedua, Changing; dalam tahap ini individu melakukan pembelajaran atau mencari cara pandang baru mengenai suatu hal yang akan mendorongnya dalam suatu perubahan. Dalam tahap ini biasanya individu dihadapkan pada suatu keadaan ketidak jelasan karna masih mencari2 apa yang sebenarnya yang ia harapkan dalam suatu perubahan yang akan dilakukan, apabiala ai dapat menemukan sutu paradigma baru dan dapat memegangnya maka perubahan akan terjadi, namun apabila individu tidak menemukan sesuatu dalam tahap pembelajaran dan pencarian paradigma baru ini maka perubahan tidak akan terjadi bahkan individu cenderung akan kembali pada leadaan sebelumnya atau bisa lebih buruk dari sebelumnya karna ada suatu bentuk kekecewaan dari yang ia harapkan. Ketiga, Refreezing; merupakan tahap terakahir dalam suatu perubahan yaitu tahap kristalisasi dari apa yang telah di cari pada tahap changing baik berupa paradigma baru ataupun sebuah misi baru dalam perubahan. dalam tahap ini individu harus telah memiliki misi baru dan telah benar-benar meninggalkan misi lama yang dianggap harus dirubah dan ditinggalkan.
Satu catatan penting dalam suatu proses Perubahan,"Proses Perubahan tidak selalu akan berjalan lancar dan bukan berarti akan lebih baik. dalam Perubahan bisa terjadi kegagalan dan bisa menjadi lebih buruk dari keadaan sebelumnya".

Senin, 19 Desember 2011

EMOSI


Sudah lama diketahui bahwa emosi merupakan salah satu aspek berpengaruh besar terhadap sikap manusia. Bersama dengan dua aspek lainnya, yakni kognitif (daya pikir) dan konatif (psikomotorik), emosi atau yang sering disebut aspek afektif, merupakan penentu sikap, salah satu predisposisi perilaku manusia. Namun tidak banyak yang mempermasalahkan aspek emosi hingga muncul Daniel Goleman (1997) yang mengangkatnya menjadi topik utama di bukunya. Kecerdasan emosi memang bukanlah konsep baru dalam dunia psikologi. Lama sebelum Goleman (1997) di tahun 1920, E.L. Thorndike sudah mengungkap social intelligence, yaitu kemampuan mengelola hubungan antar pribadi baik pada pria maupun wanita. Thorndike percaya bahwa kecerdasan sosial merupakan syarat penting bagi keberhasilan seseorang di berbagai aspek kehidupannya.

Salah satu pengendali kematangan emosi adalah pengetahuan yang mendalam mengenai emosi itu sendiri. Banyak orang tidak tahu menahu mengenai emosi atau besikap negatif terhadap emosi karena kurangnya pengetahuan akan aspek ini. Seorang anak yang terbiasa dididik orang tuanya untuk tidak boleh menangis, tidak boleh terlalu memakai perasaan akhirnya akan membangun kerangka berpikir bahwa perasaan, memang sesuatu yang negatif dan oleh karena itu harus dihindari. Akibatnya anak akan menjadi sangat rasional, sulit untuk memahami perasaan yang dialami orang lain serta menuntut orang lain agar tidak menggunakan emosi. Salah satu definisi akurat tentang emosi diungkap Prezz (1999) seorang EQ organizational consultant dan pengajar senior di Potchefstroom University, Afrika Selatan, secara tegas mengatakan emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi. Emosi adalah hasil reaksi kognitif terhadap situasi spesifik.

Emosilah yang seringkali menghambat orang tidak melakukan perubahan. Ada perasaan takut dengan yang akan terjadi, ada rasa cemas, ada rasa khwatir, ada pula rasa marah karena adanya perubahan. Hal tersebut itulah yang seringkali menjelaskan mengapa orang tidak mengubah polanya untuk berani mengikuti jalur-jalur menapaki jenjang kesuksesan. Hal ini sekaligus pula menjelaskan pula mengapa banyak orang yang sukses yang akhirnya terlalu puas dengan kondisinya, selanjutnya takut melangkah. Akhirnya menjadi orang yang gagal.

Emosi pada prinsipnya menggambarkan perasaan manusia menghadapi berbagai situasi yang berbeda. Oleh karena emosi merupakan reaksi manusiawi terhadap berbagai situasi nyata maka sebenarnya tidak ada emosi baik atau emosi buruk. Berbagai buku psikologi yang membahas masalah emosi seperti yang dibahas Atkinson (1983) membedakan emosi hanya 2 jenis yakni emosi menyenangkan dan emosi tidak menyenangkan. Dengan demikian emosi di kantor dapat dikatakan baik atau buruk hanya tergantung pada akibat yang ditimbulkan baik terhadap individu maupun orang lain yang berhubungan (Martin, 2003).

Tantangan menonjol bagi pekerja saat ini terutama adalah bertambahnya jam kerja serta keharusan untuk mengelola hal-hal berpotensi stress dan berfungsi efektif di tengah kompleksitas bisnis. Selain itu pekerja dituntut mampu menempatkan kedupan kerja dan keluarga selalu dalam posisi seimbang. Bahkan hanya soal kemampuan logika, saat ini tantangan pekerjaan juga terletak pada kemampuan berelasi dan berempati. Dalam berkata, bertindak dan mengambil keputusan, seseorang membutuhkan kecerdasan emosi yang tinggi, sehingga mampu melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. 



Emosi menjadi penting karena ekspresi emosi yang tepat terbukti bisa melenyapkan stress pekerjaan. Semakin tepat mengkomunikasikan perasaan, semakin nyaman perasaan tersebut. Ketrampilan manajemen emosi memungkinkan individu menjadi akrab dan mampu bersahabat, berkomunikasi dengan tulus dan terbuka dengan orang lain. Berbagai riset tentang emosi umumnya berkesimpulan sederhana bahwa ‘adalah penting untuk membawa emosi yang menyenangkan ke tempat kerja’. Emosi yang tadinya sering ditinggal di rumah saat berangkat kerja saat ini justru semakin perlu dilibatkan di setiap setting bisnis. Naisbitt (1997) pun dalam bukunya “High Tech, High Touch : Technology and Our Search for Meaning” mendukung pendapat ini. Dikatakannya pada situasi teknologi mewabah, justru haus akan sentuhan kemanusiaan. Perkembangan tehnologi yang luar biasa yang kini terjadi dirasakan tidak diiringi dengan perubahan sosial yang memadai. Naisbitt (1997) menyebut era saat ini sebagai ‘zona keracunan tehnologi’. Di satu sisi sangat memuja tehnologi, di sisi lain melihat ada bagian yang hilang dari tehnologi, yaitu sentuhan kemanusiaan yang kita idamkan (Martin, 2003).

Dari uraian tersebut diatas emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi.

rujukan buku :
Atkinson, R. L. dkk. 1987. Pengantar Psikologi I. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Goleman, Daniel. 1997. Emotional Intelligence. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Martin, Anthony Dio, 2003. Emotional Quality Manajement Refleksi, Revisi Dan Revitalisasi Hidup Melalui Kekuatan Emosi. Jakarta: Arga. 

http://artikel-duniapsikologi.blogspot.com/2008/12/emosi.html